Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN PERTEMUAN KELUARGA SEDUNIA DI BENJAMIN FRANKLIN PARKWAY, PHILADELPHIA, AMERIKA SERIKAT, 27 September 2015

Bacaan Ekaristi : Bil 11:25-29; Yak 5:1-6; Mrk 9:38-43.45.47-48

Hari ini sabda Allah mengejutkan kita dengan gambaran-gambaran yang kuat dan memancing pemikiran. Gambaran-gambaran yang menantang kita, tetapi juga mengaduk-aduk antusiasme kita.

Dalam bacaan pertama, Yosua mengatakan Musa bahwa dua anggota umat Israel sedang bernubuat, berbicara sabda Allah, tanpa mandat. Dalam Injil, Yohanes mengatakan kepada Yesus bahwa para murid telah mencegah seseorang karena mengusir setan di dalam nama Yesus. Di sinilah kejutannya : baik Musa maupun Yesus menegur orang-orang terdekat mereka karena begitu sempit! Akankah mereka semua bisa menjadi nabi-nabi sabda Allah! Akan semua orang bisa mengerjakan mukjizat-mukjizat dalam nama Tuhan!

HOMILI PAUS FRANSISKUS BERSAMA PARA IMAM DAN PARA PELAKU HIDUP BAKTI DI KATEDRAL SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS, PHILADELPHIA, AMERIKA SERIKAT, 26 September 2015

Pagi ini saya belajar sesuatu tentang sejarah Katedral yang indah ini : cerita di balik dinding dan jendelanya yang tinggi. Saya ingin berpikir, kendati, bahwa sejarah Gereja di kota dan negara bagian ini benar-benar sebuah cerita bukan tentang dinding bangunan, tetapi tentang merobohkannya. Ia adalah sebuah cerita tentang generasi ke generasi umat Katolik yang berkomitmen pergi keluar ke pinggiran, dan pembangunan komunitas-komunitas penyembahan, pendidikan, amal kasih dan pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI MADISON SQUARE GARDEN, NEW YORK - AMERIKA SERIKAT, 25 September 2015

Kita berada di Madison Square Garden, sebuah tempat yang serupa dengan kota ini. Ini adalah tempat kejadian peristiwa-peristiwa penting atletik, seni dan musik yang menarik orang-orang tidak hanya dari kota ini, tetapi dari seluruh dunia. Di tempat ini, yang mewakili baik keragaman dan kepentingan-kepentingan umum dari begitu banyak orang yang berbeda, kita telah mendengarkan kata-kata : "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar" (Yesaya 9:1).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI JUNIPERO SERRA DI WASHINGTON D.C., AMERIKA SERIKAT - 23 September 2015

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Saya mengatakannya lagi, bersukacita! Inilah kata-kata yang menarik perhatian, kata-kata yang berdampak pada kehidupan kita. Paulus memberitahu kita untuk bersukacita; ia secara praktis memerintahkan kita untuk bersukacita. Perintah ini bergema bersama keinginan yang dimiliki kita semua untuk sebuah kehidupan yang memuaskan, sebuah kehidupan yang penuh makna, sebuah kehidupan yang penuh sukacita. Seolah-olah Paulus bisa mendengar apa yang dipikirkan kita masing-masing dalam hati dan menyuarakan apa yang sedang kita rasakan, apa yang sedang kita alami. Sesuatu dalam diri kita mengajak kita untuk bersukacita dan memberitahu kita untuk tidak menempatkan "pil berbahaya" yang hanya membuat kita nyaman.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI TEMPAT SUCI BUNDA MARIA AMAL KASIH DARI EL COBRE, SANTIAGO - KUBA, 22 September 2015

Injil yang baru saja kita mendengar memberitahu kita tentang sesuatu yang dilakukan Tuhan setiap kali Ia mengunjungi kita: Ia memanggil kita keluar dari rumah kita. Inilah gambaran-gambaran yang diminta dari kita untuk direnungkan lagi dan lagi. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita tidak pernah meninggalkan kita tenang : ia selalu mendorong untuk melakukan sesuatu. Ketika Allah datang, Ia selalu memanggil kita keluar dari rumah kita. Kita dikunjungi sehingga kita dapat mengunjungi orang lain; kita ditemui agar supaya menemui orang lain; kita menerima kasih dengan tujuan memberikan kasih.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PLAZA DE LA REVOLUCION "CALIXTO GARCIA INIGUEZ", HOLGUIN - KUBA 21 September 2015

Bacaan Ekaristi : Ef 4:1-7,11-13; Mat 9:9-13

Kita sedang merayakan Pesta Santo Matius, Rasul dan Pengarang Injil. Kita sedang merayakan kisah sebuah pertobatan. Matius sendiri, dalam Injilnya, memberitahu kita seperti apa itu, perjumpaan yang mengubah hidupnya ini. Ia menunjukkan kita sebuah "pertukaran kilas pandang" mampu mengubah sejarah.

Pada suatu hari seperti orang lain, ketika Matius, sang pemungut cukai, duduk di mejanya, Yesus lewat, melihatnya, datang kepadanya dan berkata : "Ikutlah Aku". Matius bangkit dan mengikuti-Nya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PLAZA DE LA REVOLUCION, HAVANA, KUBA 20 September 2015 : SIAPA YANG TERBESAR?

Bacaan Ekaristi : Keb 2:12,17-20; Mzm 54:3-4,5,6,8; Yak 3:16-4:3; Mrk 9:30-37

Injil menunjukkan kepada kita Yesus mengajukan sebuah pertanyaan dari murid-murid-Nya yang tampaknya tidak bijaksana : "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?". Ini adalah sebuah pertanyaan yang Ia juga bisa ajukan kepada kita masing-masing hari ini: "Apa yang kamu perbincangkan setiap hari?", "Apa adalah aspirasi kalian?". Injil mengatakan kepada kita bahwa para murid "diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka". Para murid merasa malu menceritakan kepada Yesus apa yang sedang mereka perbincangkan. Sebagaimana dengan murid-murid itu kemudian, kita juga dapat terjebak dalam argumen-argumen yang sama ini : siapa yang terbesar?

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 September 2015 TANPA KEIBUAN, GEREJA HANYALAH SEBUAH ORGANISASI YANG KAKU

Bacaan Ekaristi : 1Kor 12:31-13:13 atau Ibr. 5:7-9; Yoh 19:25-27

Dalam sebuah dunia yang tampaknya "yatim piatu" ada harapan bagi suatu "keibuan yang berjangkit" yang membawa penerimaan, kelembutan dan pengampunan. Dalam homilinya selama Misa harian pagi 15 September 2015 di Casa Santa Marta, Vatikaan, pada Pesta Bunda Maria Berdukacita, di hadapan Dewan Kardinal, Paus Fransiskus merenungkan keibuan Maria dan keibuan Gereja yang, tanpa ciri tersebut, akan berkurang menjadi hanya "sebuah organisasi yang kaku". Paus Fransiskus memulai permenungannya dari sebuah perikop Injil Yohanes - "Ibu, inilah, anakmu!", yang diikuti dengan kata-kata kepada murid tersebut, "Inilah, ibumu!" (19:25-27). Beliau menekankan bahwa "itulah kedua kalinya Maria mendengar 'ibu' dari Putranya". Yang pertama, tentu saja, adalah di Kana ketika Yesus mengatakan kepada ibu-Nya: "Saat-Ku belum tiba"; yang kedua adalah saat ini, di kaki Salib, ketika Ia menyerahkan kepadanya anak lainnya.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 September 2015 : JALAN KERENDAHAN HATI

Bacaan Ekaristi : Bil 21:4-9; Flp 2:6-11; Yoh 3:13-17

Ketika merenungkan Yesus di kayu salib, kita seharusnya tidak melihat lukisan-lukisan yang terlalu indah dan tidak mewakili kenyataan kasar dari siksaan yang mengerikan itu. Paus Fransiskus menggunakan kata-kata ini, serta gambaran seekor "ular yang jelek" untuk membuat permenungannya lebih dinamis dan tajam. Salib dan ular adalah tema pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi, 14 September 2015, Pesta Salib Suci, yang dirayakan di kapel Santa Marta, Vatikan dan dihadiri oleh para kardinal penasihat.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 September 2015 : MEMPERSALAHKAN DIRI ANDA ADALAH LANGKAH PERTAMA DALAM MENGHINDARI KEMUNAFIKAN

Bacaan Ekaristi : 1 Tim 1:1-2.12-14; Luk 6:39-42

"Santo Paulus mengajarkan kita untuk mempersalahkan diri kita. Dan Tuhan, dengan gambaran selumbar yang ada di mata saudaramu dan balok di dalam matamu, mengajarkan kita hal yang sama". Inilah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 11 September 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 September 2015 : ORANG YANG TIDAK BISA MENGAMPUNI BUKANLAH ORANG KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : Kol 3:12-17; Luk 6:27-38

"Kata-kata, kata-kata, kata-kata", Mina (seorang biduanita Italia) menyanyikan dalam sebuah lagu terkenal. Paus Fransiskus bahkan mengulang refrennya untuk membangkitkan sifat penting "jalan Kristiani". Tidak perlu ada penjelasan panjang lebar melainkan berkisar pada kata-kata "perdamaian dan murah hati" dan karena itu, sekitar pengampunan dan kemampuan bersabar satu sama lain. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian pagi 10 September 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus juga mengingat perang-perang besar yang diperjuangkan, dengan perdagangan senjata yang tak tahu malu, dan konflik-konflik yang lebih kecil yang mengobrak-abrik keluarga-keluarga, tempat-tempat kerja dan bahkan komunitas-komunitas Kristiani.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 September 2015 : SEGALANYA ADA DALAM HAL-HAL KECIL

Bacaan Ekaristi : Mi 5:2-5a; Mat 1:1-16,18-23

"Segalanya ada dalam 'hal-hal kecil'". Dalam Misa harian Selasa pagi 8 September 2015 di Casa Santa Marta yang bertepatan dengan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria, Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada cara Allah, yang bertindak dalam cara-cara kecil tetapi membuka cakrawala-cakrawala yang luas bagi kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 September 2015 : ORANG-ORANG KRISTIANI TERANIAYA DALAM KEHENINGAN

Bacaan Ekaristi : Kol 1:24-2:3; Luk 6:6-11

Paus Fransiskus merayakan Misa harian Senin pagi 7 September 2015 di Casa Santa Marta, bersama Patriark Kilikia Armenia yang baru-baru ini terpilih, Yang Berbahagia Gregorius Petrus XX Ghabroyan, serta dengan para Uskup dari Sinode Gereja Katolik Apostolik Armenia dan Prefek Kongregasi untuk Gereja-gereja Timur, Leonardo Kardinal Sandri.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 September 2015 : MENABUR PERPECAHAN DAN PERSELISIHAN MERUPAKAN SEBUAH PENYAKIT DI DALAM GEREJA

Bacaan Ekaristi : Kol 1:15-20; Luk 5:33-39

Paus Fransiskus mengatakan menabur perpecahan dan perselisihan merupakan sebuah penyakit di dalam Gereja dan menggambarkan seseorang yang memuaskan diri dalam pergunjingan bagaikan seorang teroris yang melemparkan bom. Itulah pernyataan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 4 September 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 3 September 2015 : KETAKJUBAN PADA PERJUMPAAN DENGAN YESUS

Bacaan Ekaristi : Kol 1:9-14; Luk 5:1-11

Kapasitas untuk mengenali diri kita sebagai orang-orang berdosa membukakan kita ketakjuban pada perjumpaan dengan Yesus : itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 3 September 2015 di Casa Santa Marta, yang bertepatan dengan peringatan wajib Santo Gregorius Agung, Paus dan pujangga Gereja.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 September 2015 : PENGHIBURAN KRISTEN ADALAH DI DALAM YESUS, BUKAN DALAM OBROLAN

Bacaan Ekaristi : 1Tes 5:1-6,9-11; Mzm 27:1,4,13-14; Luk 4:31-37

Kesaksian lukisan dinding Ayub dan Michelangelo tentang Penghakiman Terakhir di Kapel Sistina adalah dua ikon yang dapat mengembalikan kepastian kita dalam perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Kita masing-masing, Paus Fransiskus menawarkan saran yang diberikan Paulus kepada orang-orang Kristen Tesalonika, "hiburlah seorang akan yang lain", dan dengan kata lain "berbicara tentang kedatangan Tuhan", yang seluruhnya penting, dan tidak membuang-buang waktu mengobrol di sakristi. Selama homilinya dalam Misa harian pagi di Santa Marta, Selasa, 1 September 2015, beliau juga menyarankan serangkaian pertanyaan untuk sebuah pemeriksaan batin tentang bagaimana kita menjalani kehidupan kita ketika kita menantikan Tuhan.