Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI KAMIS PUTIH 24 Maret 2016 : MESKIPUN BERBEDA-BEDA, SEMUA ORANG ADALAH ANAK-ANAK ALLAH


Bacaan Ekaristi : Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; Yoh 13:1-15

Kamis malam, 24 Maret 2016, Paus Fransiskus merayakan Misa Kamis Putih mengenang Perjamuan Tuhan bersama sekitar 900 pengungsi (hampir sebagian besar berasal dari Afrika sub-Sahara) dan lebih dari 100 orang relawan. Kebanyakan dari para pengungsi tersebut beragama Islam, dan beberapa orang beragama Kristen, kebanyakan Kristen Koptik dan Protestan. Misa dirayakan di Pusat Para Pencari Suaka (Centro di Accoglienza per Richiedenti Asilo, atau CARA) di Castelnuovo di Porto, yang terletak 25 kilometer (15 mil) sebelah utara Roma. Selama Misa, Paus Fransiskus membasuh kaki 11 orang pengungsi dan satu orang relawan. Para pengungsi tersebut adalah empat pemuda Katolik dari Nigeria, tiga perempuan Koptik dari Eritrea, tiga orang Muslim, dan satu orang pemuda Hindu dari India.

Dalam homilinya, yang disampaikan tanpa teks, Paus Fransiskus berbicara tentang "gerak isyarat" yang dikenang dalam Misa : gerak isyarat pelayanan Yesus dan gerak isyarat pengkhianatan Yudas. Berikut adalah homili yang disampaikan oleh Bapa Suci dalam Misa tersebut.

********

Gerak isyarat berbicara lebih dari gambar dan kata-kata. Ada, dalam Sabda Allah yang kita baca, dua gerak isyarat. Yesus melayani, membasuh kaki. Ia, yang adalah "seorang kepala", membasuh kaki orang lain, kaki murid-murid-Nya, bahkan orang-orang yang terkecil; satu gerak isyarat. Gerak isyarat yang kedua : Yudas, yang pergi ke musuh-musuh Yesus, orang-orang yang tidak menginginkan perdamaian dengan Yesus, untuk mengambil uang yang mengantar pengkhianatannya; 30 keping uang perak.

Bahkan di sini, hari ini, ada dua gerak isyarat. Ini, gerak isyarat kita semua bersama-sama, saudara dan saudari Muslim, Hindu, Katolik, Kristen Koptik, Kristen Evangelis (Protestan) - anak-anak dari Allah yang sama - kita ingin hidup dalam kedamaian, bersatu padu. Satu gerak isyarat. Tiga hari lalu, sebuah tindakan peperangan, tindakan penghancuran di sebuah kota Eropa, oleh orang-orang yang tidak ingin hidup dalam kedamaian. Bagaimanapun juga di balik gerak isyarat itu, seperti di balik gerak isyarat Yudas, ada orang lain. Di balik Yudas ada orang-orang yang menawarkan uang agar Yesus diserahkan kepada mereka. Di balik gerak isyarat [lainnya] itu (pada hari Selasa di Brussels), ada para pembuat, para pedagang senjata yang menginginkan darah, bukan perdamaian; mereka menginginkan peperangan, bukan persaudaraan.

Dua gerak isyarat, persis sama. Yesus membasuh kaki, dan Yudas menjual Yesus demi uang. Kalian, kita, kita semua bersama-sama, dari agama-agama yang berbeda, budaya-budaya yang berbeda, tetapi anak-anak dari Bapa yang sama, bersaudara. Dan ada, orang-orang miskin itu, yang membeli senjata untuk menghancurkan persaudaraan. Hari ini, pada saat ini, ketika saya melakukan tindakan yang sama seperti Yesus dengan membasuh kaki kalian berdua belas, marilah kita semua membuat sebuah gerak isyarat persaudaraan, dan kita semua mengatakan : "Kita berbeda, kita berbeda, kita memiliki budaya-budaya dan agama-agama yang berbeda, tetapi kita bersaudara dan kita ingin hidup dalam kedamaian".

Kemudian, inilah gerak isyarat yang saya lakukan bersama kalian. Kita masing-masing memiliki sebuah kisah, kalian masing-masing memiliki sebuah kisah yang kalian bawa bersama kalian. Banyak salib, banyak kesedihan : tetapi juga hati yang terbuka yang menginginkan persaudaraan. Marilah masing-masing orang, dalam bahasa keagamaannya, berdoa kepada Tuhan, agar persaudaraan ini menjangkiti dunia, agar tidak ada 30 keping uang perak untuk membeli pembunuhan seorang saudara, agar selalu ada persaudaraan dan kebaikan. Semoga.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.