Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Juni 2016 : BERCERMINLAH SEBELUM MENGHAKIMI ORANG LAIN

Bacaan Ekaristi : 2 Raj 17:5-8,13-15a,18; Mzm 60; Mat 7:1-5

Sebelum menghakimi orang lain kita seharusnya bercermin dulu untuk melihat bagaimana tampaknya kita, diri kita sendiri. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 20 Juni 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Dalam Misa terakhirnya dengan homili menjelang liburan musim panas, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa apa yang membedakan penghakiman Allah dari penghakiman kita bukanlah "kemahakuasaan" tetapi "kerahiman".

Penghakiman milik Allah semata, maka jika kita tidak ingin dihakimi, kita seharusnya tidak menghakimi orang lain, katak Paus Fransiskus. Berpusat pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Mat 7:1-5), Paus Fransiskus mengatakan "kita semua ingin Tuhan" memandang kita dengan kebaikan hati" pada Hari Penghakiman dan agar Ia "sudi melupakan banyak hal buruk yang telah kita perbuat dalam hidup".

Oleh karena itu, jika "kamu menghakimi orang lain terus-menerus", beliau memperingatkan, "dengan ukuran yang sama kamu akan dihakimi". Tuhan, beliau mengatakan, oleh karena itu meminta kita untuk bercermin : "Bercerminlah, tetapi tidak memakai riasan untuk menyembunyikan keriput. Tidak, tidak, tidak, itu bukanlah anjuran! Bercerminlah untuk melihat dirimu apa adanya. 'Mengapa kamu melihat selumbar yang ada di mata saudaramu dan tidak melihat balok yang ada di matamu sendiri?' Atau, bagaimana kamu bisa mengatakan kepada saudaramu, 'Biarkan aku mengambil selumbar dari matamu', sementara balok masih ada di matamu? Dan bagaimana Tuhan melihat kita kemudian, ketika kita melakukan hal ini? Satu kata : 'munafik'. Pertama-tama keluarkanlah balok dari matamu, dan kemudian kamu akan melihat dengan jelas untuk mengambil selumbar dari mata saudaramu".

Kita melihat bahwa Tuhan "sedikit marah di sini", kata Paus Fransiskus. Ia menyebut kita orang-orang munafik ketika kita menempatkan diri "di tempat Allah". Ini, beliau menambahkan, adalah apa yang dibujuk ular kepada Adam dan Hawa untuk diperbuat : "Jika kamu makan ini, kamu akan menjadi seperti Dia". Mereka, beliau menekankan, "ingin mengambil tempat Allah" : "Karenanya, menghakimi sangatlah buruk. Penghakiman hanya milik Allah, hanya Dia saja!", seru Paus Fransiskus. Bagian kita adalah "mengasihi", "memahami, mendoakan orang lain ketika kita melihat hal-hal yang tidak baik", kata Paus Fransiskus, mengundang kita untuk berbicara ramah kepada orang lain sehingga mereka dapat belajar dari kesalahan-kesalahan mereka : "Tetapi jangan pernah menghakimi. Jangan pernah. Dan inilah kemunafikan, jika kita menghakimi".

Ketika kita menghakimi orang lain, beliau melanjutkan, "kita menempatkan diri kita di tempat Allah", tetapi "penghakiman kita adalah penghakiman yang buruk", ia tidak pernah bisa "menjadi penghakiman yang benar".

Tetapi "dapatkah penghakiman kita seperti penghakiman Tuhan?", Paus Fransiskus bertanya-tanya. "Karena Allah Mahakuasa dan kita tidak?". Bukan, jawab Paus Fransiskus, "karena penghakiman kita tiada kerahiman. Dan ketika Allah menghakimi, Ia menghakimi dengan kerahiman".

"Mari kita memikirkan hari ini apa yang disabdakan Tuhan kepada kita : Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi .... ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu .... dan, ketiga, marilah kita bercermin sebelum menghakimi. 'Tetapi orang ini melakukan ini ... orang itu melakukan itu ...'. 'Tetapi, tunggu dulu ...' saya bercermin dan kemudian berpikir. Sebaliknya, saya akan menjadi orang munafik jika saya menempatkan diri saya di tempat Allah dan, juga, penghakiman saya adalah penghakiman yang buruk. "Penghakiman manusiawi tidak memiliki kerahiman penghakiman Tuhan, Paus Fransiskus mengakhiri, "Semoga Tuhan membuat kita memahami hal-hal ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.