Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 Desember 2016 : KENDALA-KENDALA TERSEMBUNYI YANG MENGHALANGI RAHMAT PERTOBATAN

Bacaan Ekaristi : Yes. 26:1-6; Mzm. 118:1,8-9,19-21,25-27a; Mat. 7:21,24-27.

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 1 Desember 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mendorong umat kristiani untuk meminta tolong kepada Tuhan setiap kali mereka merasakan bahwa mereka dapat menghalangi rahmat-Nya. Menemukan inspirasi dalam doa pembukaan Misa hari itu : "Semoga rahmat-Mu mengatasi kendala-kendala yang disebabkan oleh dosa-dosa kami", Paus Fransiskus mengatakan kita masing-masing memiliki kendala-kendala dalam hati kita yang menghalangi rahmat Allah.

Beliau memperingatkan khususnya terhadap berbagai jenis kendala. Kendala-kendala yang beliau sebut 'kendala-kendala terbuka' yang lahir dari iman yang baik - seperti dalam kasus Paulus ketika ia menghalangi rahmat, tetapi 'yakin ia sedang melakukan kehendak Allah' sebelum ia diubah oleh Yesus.

Kendala-kendala yang paling 'berbahaya' menurut Paus Fransiskus adalah kendala-kendala yang tersembunyi karena mereka tidak menunjukkan diri mereka. Kita masing-masing, beliau berkata, memiliki cara kita sendiri untuk menghalangi rahmat, tetapi kita harus mengakuinya dan membiarkan Tuhan untuk memurnikan kita. Inilah jenis kendala yang dituduhkan Stefanus terhadap para ahli Taurat Hukum berkenaan penyembunyian sementara mereka ingin tampil seolah-olah mereka mencari kemuliaan Allah. Sebuah tuduhan - Paus Fransiskus mengatakan - yang berharga nyawa Stefanus : "Kita semua memiliki kendala-kendala yang tersembunyi, kita harus bertanya kepada diri kita apa macamnya. Mereka selalu muncul ke permukaan untuk menghentikan proses pertobatan. Selalu!"

Tetapi, Paus Fransiskus mengatakan, dalam kasus-kasus ini kita harus secara pasif dan diam-diam memungkinkan proses perubahan berlangsung.

"Pikirkanlah ketika ada suatu proses perubahan dalam sebuah lembaga atau dalam sebuah keluarga. Saya mendengar kalian mengatakan : "Tetapi, ada kendala-kendala ... (...) Macam-macam kendala ini diletakkan di sana oleh iblis, untuk menghentikan Tuhan berjalan ke depan".

Paus Fransiskus kemudian berbicara tentang tiga jenis kendala yang tersembunyi :

Kendala 'kata-kata kosong' yang beliau gambarkan dengan contoh yang diberikan oleh bacaan Injil hari itu yang mengatakan "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga"; dan oleh perumpamaan dua anak laki-laki yang diutus oleh ayah mereka untuk bekerja di kebun anggur: anak yang pertama mengatakan 'tidak' dan kemudian pergi dan melakukan pekerjaan, sementara anak yang lainnya mengatakan 'ya' dan kemudian tidak pergi :

"Mengatakan ya, ya, secara diplomatis; tetapi kemudian 'tidak, tidak, tidak'. Begitu banyak kata-kata", beliau berkata. Mengatakan ya - Paus Fransiskus melanjutkan - sehingga tidak mengubah apa pun adalah 'kendala kata-kata kosong'.

Dan kemudian, beliau berkata, ada "kendala kata-kata yang membenarkan" : itu adalah ketika seseorang terus-menerus membenarkan dirinya - ia selalu menemukan alasan untuk menentang. Terlalu banyak alasan, Paus Fransiskus mengatakan, tidak memancarkan "aroma Allah" yang baik, tetapi "bau busuk setan".

Beliau mengatakan seorang kristiani tidak perlu membenarkan dirinya : "Ia dibenarkan oleh Sabda Allah". Jenis kendala ini, beliau menjelaskan adalah sebuah kendala kata-kata yang saya gunakan "untuk mencoba membenarkan kedudukan saya ketika saya tidak mengikuti apa yang sedang ditunjukkan Tuhan".

Dan kemudian, beliau mengatakan, ada kendala "kata-kata yang bersifat menuduh" : ketika kita menuduh orang lain sehingga tidak melihat pada diri kita sendiri. Dalam hal ini juga kita sedang 'menghalangi' pertobatan dan rahmat seperti yang digambarkan oleh perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai.

Jadi, Paus Fransiskus menyimpulkan, tidak hanya ada tindakan-tindakan perlawanan besar bersejarah seperti misalnya Maginot Line atau peristiwa-peristiwa lain seperti itu, tetapi mereka itu "berada di dalam hati kita setiap hari".

Beliau mengatakan kendala terhadap rahmat adalah tanda yang baik "karena ia menunjukkan bahwa Tuhan sedang bekerja di dalam diri kita" dan Ia mengundang kita untuk meruntuhkan kendala-kendala guna memungkinkan masuknya rahmat.

Di manapun Tuhan ada, di situ ada sebuah salib, Paus Fransiskus mengatakan, baik itu sebuah salib kecil atau sebuah salib besar, dan itu adalah kendala terhadap Salib, terhadap Tuhan, yang pada akhirnya membawa penebusan. Jadi, ketika ada kendala-kendala kita tidak harus takut tetapi meminta bantuan Tuhan dan mengakui bahwa kita semua adalah orang-orang berdosa.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.