Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS DI BASILIKA SANTO PETRUS, VATIKAN - 29 Juni 2016

Bacaan Ekaristi : Kis 12:1-12; Mzm 34; 2Tim 4:6-8, 17-18; Mat 16:13-19

Sabda Allah dalam liturgi hari ini menyajikan kontras pokok yang jelas antara menutup dan membuka. Bersama dengan gambaran ini kita dapat memikirkan lambang kunci yang dijanjikan Yesus kepada Simon Petrus sehingga ia bisa membuka pintu masuk ke kerajaan surga, dan tidak menutupnya di hadapan orang-orang, seperti beberapa ahli Taurat dan orang Farisi yang munafik yang dicela Yesus (bdk. Mat 23:13).

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI GYUMRI, ARMENIA 25 Juni 2016

"Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad ... mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh" (Yes 61:4). Di tempat ini, saudara dan saudari yang terkasih, kita dapat mengatakan kata-kata Nabi Yesaya itu telah terjadi. Setelah kehancuran yang mengerikan akibat gempa bumi, kita berkumpul hari ini untuk bersyukur kepada Allah atas semua yang telah dibangun kembali.

Namun kita juga mungkin bertanya-tanya : apa yang sedang diminta Tuhan kepada kita untuk dibangun hari ini dalam kehidupan kita, dan bahkan lebih penting, di atas apakah ia sedang memanggil kita untuk membangun kehidupan kita? Dalam mencari jawaban atas pertanyaan ini, saya ingin menganjurkan tiga landasan yang kokoh yang di atasnya kita tanpa lelah dapat membangun dan membangun kembali kehidupan Kristen.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Juni 2016 : BERCERMINLAH SEBELUM MENGHAKIMI ORANG LAIN

Bacaan Ekaristi : 2 Raj 17:5-8,13-15a,18; Mzm 60; Mat 7:1-5

Sebelum menghakimi orang lain kita seharusnya bercermin dulu untuk melihat bagaimana tampaknya kita, diri kita sendiri. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 20 Juni 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Dalam Misa terakhirnya dengan homili menjelang liburan musim panas, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa apa yang membedakan penghakiman Allah dari penghakiman kita bukanlah "kemahakuasaan" tetapi "kerahiman".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Juni 2016 : DOA BAPA KAMI ADALAH BATU PENJURU KEHIDUPAN DOA KITA

Bacaan Ekaristi : Sir 48:1-14; Mzm 97:1-2,3-4,5-6,7; Mat 6:7-15

"Bapa" adalah kata yang tidak pernah bisa kurang dalam doa, karena ia adalah "batu penjuru" yang memberi kita jatidiri Kristen". Jika kita juga menambahkan kata "kami", ini memungkinkan kita untuk merasakan bahwa kita semua adalah bagian dari "sebuah keluarga". Dengan jalan ini kita juga menghindari "kata-kata yang bertele-tele" atau mencari-cari "kata-kata ajaib", dan kita sepenuhnya menghayati doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita - Bapa kami - terutama ketika Ia mengajak kita untuk mengampuni orang lain. Selama homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 16 Juni 2016, di Kapel Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menganjurkan untuk membuat "suatu pemeriksaan batin" yang berdasarkan pada Bapa Kami.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Juni 2016 : MENDOAKAN MUSUH KITA DAPAT MENYEMBUHKAN HATI KITA

Bacaan Ekaristi : 1Raj 21:17-29; Mzm 51:3-4,5-6a,11,16; Mat 5:43-48

Di jalan Kristen "tidak ada tempat untuk kebencian" : jika, sebagai "anak-anak", orang-orang percaya ingin "menyerupai Bapa", mereka tidak harus terbatas pada "ketentuan hukum", tetapi sebaliknya mereka harus menghayati "perintah kasih" setiap hari. Mampu "mendoakan musuh-musuh mereka" : itu adalah "langkah terakhir" yang kalian harus daki, yang diperlukan untuk menyembuhkan "hati yang terluka oleh dosa". Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi, 14 Juni 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mencatat bahwa Yesus, menjungkirbalikkan gagasan "sesama", datang untuk "menyempurnakan" hukum. Bahkan, Paus Fransiskus mengatakan, Yesus "tidak datang untuk membatalkan hukum", karena musuh-musuh-Nya menuduh-Nya melakukannya, tetapi "menyempurnakannya". Semuanya "hingga iota terakhir".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA YUBILEUM ORANG SAKIT DAN PENYANDANG CACAT 12 Juni 2016


Bacaan Ekaristi : 2Sam 12:7-10.13; Gal 2:16.19-21; Luk 7:36-8:3

"Aku telah disalibkan bersama Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:19-20). Dalam kata-kata ini, Rasul Paulus secara kuat mengungkapkan misteri kehidupan Kristen, yang dapat diringkas dalam dinamika Paskah kematian dan kebangkitan yang diterima pada saat baptisan. Memang, melalui penenggelaman dalam air, kita masing-masing, karena itu, mati dan dikuburkan bersama-sama Kristus (bdk. Rm 6:3-4), dan muncul kembali, menunjukkan keluar kehidupan baru dalam Roh Kudus. Kelahiran kembali ini mencakup setiap aspek kehidupan kita : bahkan penyakit, penderitaan dan kematian yang diambil di dalam Kristus dan di dalam Dia menemukan makna utama mereka. Hari ini, pada hari Yubileum yang dikhususkan untuk orang-orang sakit dan para penyandang cacat, kata kehidupan ini memiliki resonansi khusus untuk pertemuan kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Juni 2016 : PELAJARAN DARI NABI ELIA

Bacaan : 1Raj 19:9a,11-16; Mzm 27:7-8a,8b-9abc,13-14; Mat 5:27-32

Orang Kristen sedang "berdiri", agar menyambut Tuhan dalam "keheningan" yang sabar, untuk mendengarkan suara-Nya dan "pergi keluar" untuk memberitakan-Nya kepada orang lain, memahami iman tersebut selalu merupakan "sebuah perjumpaan". Paus Fransiskus mengatakan hal ini dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi, 10 Juni 2016, di Kapel Santa Marta, Vatikan. Ketiga sikapi in, beliau menjelaskan, mendorong dan menghidupkan kembali kehidupan semua orang yang merasa kewalahan oleh rasa takut di saat-saat yang paling sulit.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Juni 2016 : MEREKA YANG MENGATAKAN “INI ATAU TIDAK SAMA SEKALI” ADALAH SESAT, BUKAN KATOLIK

Bacaan Ekaristi : 1Raj 18:41-46; Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13; Mat 5:20-26

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 9 Juni 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memperingatkan terhadap kekakuan yang berlebihan. Beliau mengatakan mereka yang berada di dalam Gereja yang memberitahu kita "ini atau tidak sama sekali" adalah sesat dan bukan Katolik.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Juni 2016 : BAGAIMANA MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA

Bacaan Ekaristi : 1Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3,4-5,7-8; Mat 5:13-16

Jika orang Kristen tidak tahan terhadap godaan "spiritualitas cermin", ia sedang tidak mengisi terangnya dengan bahan bakar "baterei doa" dan tampak "hanya pada dirinya sendiri"; tanpa memberi kepada orang lain, ia gagal dalam panggilannya dan menjadi seperti lampu yang tidak bercahaya dan garam yang tidak memiliki rasa. Paus Fransiskus menekankan pokok ini dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi, 7 Juni 2016 di Kapel Santa Marta, Vatikan. Beliau merenungkan analogi yang terkenal dalam Injil hari itu (Mat 5:13-16), yang menekankan efektivitas bahasa Yesus, bagaimana Ia "selalu berbicara dengan kata-kata sederhana" sehingga" setiap orang dapat memahami pesan-Nya". Paus Fransiskus menekankan bahwa dalam Injil, kita menemukan "definisi orang Kristen : orang Kristen harus menjadi garam dan terang. Garam memberikan rasa, ia mengawetkan, dan terang bersinar". Ini adalah sebuah contoh yang memanggil kita untuk bertindak, karena "terang tidak dimaksudkan untuk disembunyikan, karena ketika ia tersembunyi ia bahkan tidak mengawetkan : ia terpadamkan", dan "garam juga bukan sebuah benda dalam pameran museum atau lemari kaca dapur, karena pada akhirnya ia dihancurkan oleh kelembaban dan kehilangan kekuatannya, rasanya".

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Juni 2016 : SABDA BAHAGIA MENUNTUN KITA DI JALAN KEHIDUPAN KRISTEN


Bacaan Ekaristi : 1Raj 17:1-6; Mzm 121; Mat 5:1-12

Paus Fransiskus mendesak umat Kristen untuk mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam Sabda Bahagia untuk menghindari mengambil jalan keserakahan, kesombongan dan egoisme. Beliau menyampaikan hal tersebut dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 6 Juni 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus menarik inspirasi homilinya dari Bacaan Injil hari itu (Mat 5:1-12) dan mengatakan Sabda Bahagia dapat digunakan sebagai "penunjuk arah" yang bersinar terang di jalan kehidupan Kristen.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI BEATA MARIA ELISABETH HASSELBLAD DAN BEATO STANISLAUS DARI YESUS DAN MARIA 5 Juni 2016

Bacaan Ekaristi : 1Raj 17:17-24; Mzm 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Gal 1:11-19; Luk 7:11-17

Sabda Allah, yang baru saja kita dengar, mengarahkan kita ke peristiwa pusat iman kita : kemenangan Allah atas penderitaan dan kematian. Ia memberitakan Injil harapan, yang lahir dari misteri Paskah Kristus, yang kemegahannya terlihat pada wajah Tuhan yang bangkit dan mewahyukan Allah, Bapa kita sebagai Dia yang menghibur kita semua di dalam kesengsaraan kita. Sabda itu memanggil kita untuk tetap dipersatukan dengan Sengsara Tuhan Yesus, sehingga kuasa kebangkitan-Nya dapat dinyatakan di dalam diri kita.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS (MISA UNTUK YUBILEUM PARA IMAM) 3 Juni 2016 : PARA IMAM DIPANGGIL UNTUK MENGIKUTI TELADAN KRISTUS SANG GEMBALA YANG BAIK

Bacaan Ekaristi : Yeh 34:11-16; Mzm 23; Rm 5:5b-11; Luk 15:3-7

Perayaan Yubileum untuk Para Imam pada Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus ini mengajak kita semua beralih pada hati, akar dan dasar terdalam setiap orang, fokus kehidupan afektif kita dan, dalam sebuah kata, pokoknya yang sesungguhnya. Hari ini kita merenungkan dua hati : Hati Sang Gembala yang Baik dan hati kita sendiri sebagai para imam.