Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 27 April 2017 : ORANG-ORANG KRISTIANI DIPANGGIL UNTUK MENJADI SAKSI-SAKSI KETAATAN

Bacaan Ekaristi : Kis. 5:27-33; Mzm. 34:2,9,17-18,19-20; Yoh. 3:31-36.

Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 27 April 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus merenungkan fakta bahwa menjadi orang kristiani bukanlah sebuah status sosial. Beliau mengatakan bahwa orang-orang kristiani harus menjadi saksi-saksi ketaatan kepada Allah, seperti Yesus.

Mengacu Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 5:27-33), Paus Fransiskus, mengutip kata-kata Petrus di depan Mahkamah Agama, mengatakan, "Kalian harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia".

Petrus dan para Rasul telah dibebaskan dari penjara oleh seorang Malaikat, dan dilarang mengajar atas nama Yesus. Namun imam besar berkata, "Kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami".

Untuk lebih memahami peristiwa ini, Paus Fransiskus juga mengacu pada Kitab Kisah Para Rasul mengenai bulan-bulan awal Gereja yang menggambarkan sebuah jemaat kristiani yang sedang bertumbuh dan banyak mukjizat.

Ada iman umat, beliau berkata, tetapi ada juga umat yang "licik" yang mencoba memanfaatkan situasi ini dan "ingin berkarier untuk diri mereka sendiri" seperti Ananias dan Safira.

Jenis dinamika yang sama terjadi hari ini, Paus Fransiskus mencatat, dan ada orang-orang yang membenci "umat Allah yang setia".

Kembali ke Bacaan hari itu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Petrus, yang karena ketakutan telah mengkhianati Yesus pada hari Kamis Putih, kali ini dengan berani menjawab imam besar tersebut dengan mengatakan bahwa "kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia".

Jawaban ini, beliau mengatakan, memperjelas bahwa "orang kristiani adalah seorang saksi ketaatan" seperti Yesus. Ketika berada di Taman Getsemani, Ia menyampaikan kata-kata ini kepada Bapa : "Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki".

"Orang kristiani adalah seorang saksi ketaatan, jika kita tidak berada di jalan ini dan bertumbuh dalam kesaksian kita, kita bukanlah orang-orang kristiani. Kita setidaknya harus menjalani jalan ini", beliau berkata.

Paus Fransiskus menunjukkan bahwa "Yesus bukanlah kesaksian dari sebuah gagasan, kesaksian sebuah filosofi, kesaksian sebuah perkumpulan, kesaksian sebuah bank atau kesaksian kekuasaan : Ia adalah kesaksian ketaatan".

Namun, Paus Fransiskus menjelaskan, untuk menjadi seorang "saksi ketaatan" kita membutuhkan "rahmat Roh Kudus".

"Hanya Roh yang bisa membuat kita menjadi saksi-saksi ketaatan. Tidaklah cukup mendengarkan para pemandu rohani atau membaca buku-buku ... semua itu baik-baik saja tetapi hanya Roh yang bisa mengubah hati kita dan menjadikan kita saksi-saksi ketaatan", beliau berkata.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa rahmat inilah yang harus kita minta : "Bapa, Tuhan Yesus, utuslah Roh-Mu kepadaku sehingga aku dapat menjadi seorang saksi ketaatan, yaitu seorang kristiani".

Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa untuk menjadi saksi-saksi ketaatan menyiratkan konsekuensi, seperti yang dipaparkan oleh Bacaan Pertama; pada kenyataannya, setelah tanggapan Petrus, para imam besar ingin membunuh-Nya :

"Penganiayaan adalah konsekuensi dari kesaksian ketaatan ini. Ketika Yesus memerinci Sabda Bahagia, Ia diakhiri dengan kata-kata 'Berbahagialah kamu ketika mereka menghinamu dan menganiayamu'", beliau berkata.

Dan menunjukkan bahwa salib tidak dapat diambil dari kehidupan seorang kristiani, Paus Fransiskus mengatakan "menjadi seorang kristiani tidak ada hubungannya dengan status sosial, ia bukanlah suatu gaya hidup yang membuat orang merasa baik; menjadi seorang kristiani berarti menjadi seorang saksi ketaatan dan kehidupan seorang kristiani penuh penghinaan dan penganiayaan".

Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengatakan bahwa untuk menjadi saksi-saksi ketaatan seperti Yesus, perlu berdoa, mengenali bahwa kita adalah orang-orang berdosa dengan banyak "keduniawian" di dalam hati kita dan memohon kepada Allah untuk menjadi saksi-saksi ketaatan" dan jangan takut saat kita dihina dan dianiaya "karena seperti yang Tuhan katakan : Roh akan memberitahu kita apa yang harus dijawab".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.