Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Juni 2017 : KARYA KERAHIMAN BERARTI AMBIL BAGIAN DALAM PENDERITAAN ORANG LAIN

Bacaan Ekaristi : Tob. 1:1a,2a,3;2:1b-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 12:1-12.

Melakukan karya-karya kerahiman tidak berarti hanya memberikan uang untuk menenangkan suara hati kita. Sebaliknya, karya-karya kerahiman berarti ambil bagian dalam penderitaan orang lain, bahkan dengan mengorbankan diri kita sendiri. Itulah pesan utama homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi di Casa Santa Marta, Vatikan.

Merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (Tob 1:1a,2a,3;2:1b-8), Paus Fransiskus mencatat bagaimana Tobit merasa sedih dan menangis atas terbunuhnya seorang kerabat bangsa Yahudi, yang jasadnya ia kuburkan setelah matahari terbenam. Selanjutnya Paus Fransiskus berbicara tentang 14 karya kerahiman jasmani dan rohani, dengan mengatakan bahwa melakukan karya-karya kerahiman tersebut dengan benar berarti tidak hanya berbagi apa yang kita miliki, tetapi juga ambil bagian dalam penderitaan orang lain.

Kita tidak melakukan karya-karya kerahiman untuk menenangkan hati nurani kita, untuk membuat kita merasa lebih baik, beliau berkata. Sebaliknya, orang yang berbelas kasihan adalah orang yang mengasihani orang lain dan ambil bagian dalam penderitaan mereka. Kita harus bertanya pada diri kita sendiri, apakah aku bermurah hati? Apakah aku tahu bagaimana menempatkan diriku dalam sepatu orang lain? Apakah aku menderita ketika aku melihat orang lain dalam kesulitan?

Paus Fransiskus selanjutnya mencatat bagaimana orang-orang Yahudi dalam bacaan Alkitab telah dibuang ke Asyur dan tidak diizinkan melakukan penguburan yang layak. Oleh karena itu Tobit beresiko terbunuh juga - sama seperti kita juga harus mengambil resiko saat kita melakukan karya-karya kerahiman.

Mengenang tahun-tahun Perang Dunia II di sini di Roma, Paus Fransiskus berbicara tentang seluruh orang tersebut, yang dimulai dengan Paus Pius XII, yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi dari pengasingan dan kematian.

Orang-orang yang melakukan karya-karya kerahiman harus mengambil resiko, tetapi mungkin juga ditertawakan oleh orang lain, seperti Tobit yang ditertawakan oleh para tetangganya. Melakukan karya-karya kerahimanjuga berarti bersedia tidak merasa nyaman, Paus Fransiskus melanjutkan, sama seperti Tuhan kita merasa tidak nyaman - sepanjang perjalanan menuju kayu salib - untuk menunjukkan kerahiman kepada kita.

Kita melakukan karya-karya kerahiman bagi orang lain, kata Paus Fransiskus, karena kita tahu bahwa kita telah terlebih dahulu diperlihatkan kerahiman oleh Tuhan kita. Kita memikirkan kesalahan-kesalahan kita, dosa-dosa kita, dan bagaimana Tuhan telah mengampuni kita, jadi kita melakukan hal yang sama dengan saudara dan saudari kita. Karya-karya kerahiman, Paus Fransiskus mengakhiri, menjauhkan kita dari perilaku egois dan membantu kita semakin meneladani Yesus.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.