Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 September 2017 : DOAKANLAH PARA PEMIMPINMU MESKIPUN MEREKA BERBUAT SALAH

Bacaan Ekaristi : 1Tim. 2:1-8; Mzm. 28:2,7,8-9; Luk. 7:1-10

Sebagai umat kristiani kita harus mendoakan para pemimpin kita yang terpilih, bahkan jika kita tidak sepaham dengan politik mereka. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi 18 September 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransiskus mengacu Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Tim. 2:1-8), yang di dalamnya Santo Paulus meminta agar "permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur" dinaikkan "untuk raja-raja dan untuk semua pembesar". Dalam Injil hari itu, seorang pemimpin Romawi, perwira Romawi, mendoakan agar hambanya disembuhkan.

"Orang ini merasa perlu untuk berdoa", Paus Fransiskus mencatat, karena "ia sadar bahwa ia tidak dapat mengendalikan segalanya". Ia tahu bahwa di atasnya ada orang lain yang benar-benar bertanggung jawab. Perwira tersebut memiliki para serdadu sebagai bawahannya tetapi ia juga sadar akan menjadi seorang bawahan. Kesadaran ini membawanya untuk berdoa.

"Jika para pemimpin tidak berdoa, mereka menutup diri mereka dalam lingkaran egoisme atau dalam lingkaran partai mereka, sebuah lingkaran yang daripadanya mereka tidak dapat melarikan diri", kata Paus Fransiskus. Penting untuk disadari bahwa kita semua berada di bawah seseorang yang lebih berkuasa. Dan orang yang lebih berkuasa daripada para pemimpin politik, beliau menyarankan, adalah orang yang memberi para pemimpin tersebut kuasa mereka, "dan dari Allahlah kuasa mereka dapatkan melalui orang-orang tersebut". Para pemimpin politik berdoa, kata Paus Fransiskus, ketika mereka sadar akan menjadi bawahan.

Paus Fransiskus melanjutkan pembicaraan tentang pentingnya doa bagi seorang pemimpin. "Mendoakan kebaikan bersama orang-orang yang telah dipercayakan kepada mereka"

Beliau kemudian mengingat sebuah percakapan dengan seorang pemimpin politik yang menghabiskan dua jam di hadapan Allah setiap hari, meski sangat sibuk. Seorang pemimpin harus memohon kepada Allah, kata Paus Fransiskus, karena kasih karunia memerintah dengan baik seperti Salomo, yang tidak meminta kekayaan dan emas melainkan meminta kebijaksanaan untuk memerintah.

Bapa Suci mengatakan bahwa pemimpin politik harus meminta Tuhan untuk kebijaksanaan yang sama. "Sangat penting bagi para pemimpin untuk berdoa, meminta Tuhan untuk tidak mengambil kesadaran berada di bawah dan tidak menemukan kekuatan dalam kelompok kecil atau diri saya sendiri."

Bagi orang-orang yang keberatan dengan agnostisisme atau ateisme, Paus Fransiskus berkata : "Jika kamu tidak dapat berdoa, hadapilah dirimu dengan hati nuranimu, dengan kebijaksanaan orang-orangmu, tetapi janganlah tinggal terasing dengan kelompok kecil partai politikmu". Inilah yang menyebabkan menjadi egoisme.

Dalam Bacaan Pertama, Santo Paulus mengundang kita untuk berdoa bagi para raja, "agar kita bisa menjalani kehidupan yang tenang dan damai", kata Paus Fransiskus. Ia menunjukkan bahwa ketika para pemimpin politik melakukan sesuatu yang tidak kita setujui, mereka dikritik maupun dipuji, namun seringkali kita hanya mengklaim bahwa kita tidak memilih mereka dan berpura-pura kita tidak terlalu peduli dengan apa yang mereka lakukan. Tetapi Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita tidak boleh meninggalkan para pemimpin kita.

"Kita perlu menyertai mereka dengan doa kita", kata Paus Fransiskus. "Umat kristiani harus mendoakan para pemimpin mereka", bahkan jika mereka melakukan "hal-hal buruk". Dalam kasus ini, Paus Fransiskus melanjutkan, mereka membutuhkan doa lebih banyak lagi: "Berdoalah, dan lakukan penebusan dosa bagi para pemimpin. Doa syafaat adalah hal yang luar biasa, seperti yang Paulus katakan. Itu harus dilakukan untuk semua raja, untuk semua orang yang berkuasa. Mengapa? "Agar kita bisa menjalani kehidupan yang tenang dan damai". Ketika seorang pemimpin bebas dan dapat memerintah dengan damai, seluruh penduduk akan diuntungkan".

Paus Fransiskus mengakhiri dengan meminta mereka yang hadir untuk melakukan pemeriksaan hati nurani mengenai doa mereka bagi para pemimpin. "Saya meminta bantuan ini : setiap orang membutuhkan waktu lima menit, tidak lebih. Jika kamu adalah seorang pemimpin, tanyakanlah pada dirimu : 'Apakah saya berdoa kepada Dia yang memberi saya kuasa melalui orang-orang?' Jika kamu bukan seorang pemimpin, 'Apakah aku mendoakan para pemimpinku? Ya, untuk yang satu ini dan yang itu, ya, karena aku menyukai mereka; tetapi untuk yang satu itu, tidak'. Mereka sangat membutuhkannya untuk alasan ini! 'Apakah aku mendoakan semua pemimpin?' Dan jika kamu menemukan dalam pemeriksaan nuranimu sebelum mengaku dosa bahwa kamu belum mendoakan para pemimpinmu, bawalah ke dalam kamar pengakuan. Karena tidak mendoakan para pemimpin adalah dosa".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.