Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 November 2017 : SKANDAL MELUKAI HATI DAN MEMBUNUH HARAPAN

Bacaan Ekaristi : Keb. 1:1-7; Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10; Luk. 17:1-6

Skandal melukai hati dan membunuh harapan : inilah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi, 13 November 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. "Hal-hal yang menyebabkan dosa pasti akan terjadi", kata Paus Fransiskus, mengingat kata-kata Tuhan kita dalam Bacaan Injil (Luk 17:1-6), "tetapi celakalah orang yang mengadakannya". Oleh karena itu peringatan kepada murid-murid-Nya: "Jagalah dirimu!".

"Jadi, berhati-hatilah jangan sampai berskandal. Skandal itu jahat, karena skandal melukai - skandal melukai umat Allah di mana mereka paling rentan, dan melanda umat Allah di mana mereka paling lemah - dan berkali-kali, luka-luka yang ditimbulkan oleh skandal ditanggung oleh umat beriman sepanjang hidup mereka. Skandal tidak hanya merugikan : skandal mampu membunuh - membunuh harapan, membunuh mimpi-mimpi, membunuh keluarga-keluarga, membunuh begitu banyak hati".

Bapa Suci menekankan bahwa peringatan Kristus, "Jagalah dirimu!" adalah sebuah peringatan bagi setiap orang, dan terutama bagi orang-orang yang menyebut diri mereka kristiani, tetapi hidup sebagai para penyembah berhala. Inilah "skandal umat Allah".:

"Berapa banyak orang kristiani, dengan keteladanan mereka, dengan ketidakkonsistenan mereka, menghalau orang-orang dari iman : ketidakpaduan orang-orang kristiani adalah salah satu senjata yang paling siap sedia yang dimiliki iblis untuk melemahkan Umat Allah dan mengalihkan umat Allah dari Tuhan - mengatakan satu hal dan melakukan sebaliknya".

Inilah "ketidakpaduan" yang memberi skandal, yang hari ini memberi kita pertanyaan bagi diri kita sendiri, "Seberapa padunya hidup saya? Seberapa padunya dengan Injil? Seberapa padunya dengan Tuhan?" Paus Fransiskus kemudian menawarkan teladan para pengusaha kristiani yang tidak hanya membayar upah dan yang mengeksploitasi orang-orang untuk keuntungan mereka sendiri, atau bahkan skandal yang diberikan oleh para gembala dalam Gereja, yang, tidak peduli akan domba-dombanya, melihat mereka berkeliaran dan pergi.
"Yesus mengatakan kepada kita bahwa kita tidak dapat melayani dua tuan : baik Allah maupun uang - dan ketika para gembala adalah orang yang melekat pada uang, ia memberikan skandal. Orang-orang terkena skandal : gembala, melekat pada uang. Setiap gembala harus bertanya : Bagaimanakah persahabatan saya dengan uang? Ataukah gembala yang berusaha bangkit : kesia-siaan menuntunnya naik, ketimbang bersikap lembut, rendah hati, karena kelemahlembutan dan kerendahan hati menyukai kedekatan dengan orang-orang - atau gembala yang merasakan dirinya sebagai tuan, dan menjadi tuan atas semua orang, kebanggaan, dan bukan gembala pelayan umat Allah".

Paus Fransiskus mengakhiri dengan mengatakan, "Biarlah hari ini menjadi hari yang tepat, untuk melakukan pemeriksaan hati nurani ini: Apakah saya memberikan skandal? Jika ya, bagaimana? Jadi, mungkinkah kita bisa menjawab Tuhan dan mendekati-Nya sedikit lebih dekat".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.