Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 April 2018 : PENGINJILAN ADALAH KARYA ROH KUDUS

Bacaan Ekaristi : Kis 8:26-40; Mzm 66:8-9.16-17.20; Yoh 6:44-51

Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 19 April 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa setiap orang kristiani memiliki kewajiban dan perutusan yang harus dicapai, yakni penginjilan. Beliau menggunakan kisah kegiatan penginjilan Filipus dalam Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 8:26-40) untuk menjelaskan penginjilan tersebut dengan mempergunakan tiga kata kunci : “Bangunlah”, “dekatliah”, dan “mulailah dengan keadaan yang sebenarnya".


Paus Fransiskus mengawali dengan menjelaskan bahwa "angin penganiayaan" yang dialami oleh Gereja perdana mendorong para murid keluar Yerusalem menuju daerah Yudea lainnya dan menuju Samaria. Sama seperti yang dilakukan angin terhadap benih tanaman, Gereja membawa dan menabur benih di tempat lain, demikian juga terjadi di sini : mereka pergi ke tempat lain, dengan benih Sabda, dan mereka menabur sabda Allah ... Dari angin penganiayaan, para murid membawa penginjilan … Beginilah cara Tuhan menginjili …. Beginilah cara Tuhan menginginkan kita untuk menginjili.

Penginjilan bukanlah penyebaran agama, lanjut Paus Fransiskus. Penginjilan sejati terjadi di bawah tindakan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menunjukkan dengan cara-cara misterius ke mana kita harus pergi dan kepada siapa kita harus "memberitakan nama Yesus", kata Paus Fransiskus. Membahas interaksi Roh Kudus dengan Filipus, Paus Fransiskus mengawali dengan mengatakan : "Bangunlah dan pergilah". Bangunlah dan pergilah ke tempat itu. Penginjilan "kursi tangan" tidak ada. "Bangunlah dan pergilah". Penginjilan selalu bergerak. "Pergilah". Gerakan. Pergilah ke tempat di mana kalian harus menyatakan Sabda.

Paus Fransiskus mengenang banyak misionaris yang meninggalkan segalanya untuk membawa sabda Allah ke negeri-negeri yang jauh. "Tidak memiliki antibodi untuk menahan penyakit dari negeri-negeri tersebut", banyak yang meninggal atau menjadi martir, beliau mengatakan.

Alih-alih memulai dengan teori, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita perlu mendekat kepada apa yang sebenarnya terjadi dan mengawalinya dari hal itu. Paus Fransiskus menggambarkan hal ini dengan teladan Filipus menginjili sida-sida Etiopia.

Penginjilan tidakl bersifat teoritis. Penginjilan terjadi dari orang ke orang. Titik awalnya adalah situasi, bukan teori. Filipus memberitakan Yesus Kristus, dan keberanian Roh menggerakkannya untuk membaptis [sida-sida tersebut]. Lebih jauh lagi, pergilah, pergilah, sampai kalian merasakan karya kalian telah tercapai. Inilah cara menginjili.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.